Mengorbit di Jagat Artificial Intelligence Jalur Studi Independen
![]() |
Graduated :") |
Serba-serbi Pra-registrasi
Tahun ajaran Gasal 2022/2023 resmi menandakan aku sebagai mahasiswi tahun ketiga. Semester 5, biasanya banyak peluang yang baru terbuka. Misal akses untuk internship, ajang kompetisi lomba tertentu, hingga program baru pemerintah yakni MBKM. Batch 3 sudah dibuka, tentu aku ga akan melewatkan kesempatan ini. “Mumpung masih semester 5,” pikirku. Awalnya mau coba magang, tapi kualifikasi minimal di bidang yang kuinginkan rata-rata semester 6/7. Akhirnya aku mulai melirik ‘Studi Independen’ sebagai bahan eksperimenku. Best decision ever sih menurutku, setidaknya sepanjang 20 tahun aku hidup.
Sebenarnya ada sedikit drama ketika membuat akun Kampus Merdeka. Ketika aku ingin memverifikasi NISN, situs menyatakan bahwa dataku ga tercantum. Panik karena data online tidak tertera, akhirnya mau nggak mau harus verifikasi pakai dokumen-dokumen. Karena inilah aku punya alasan untuk mengambil ijazah di sekolah setelah sebelumnya agak khawatir nggak bisa diambil karena barang-barangku yang di asrama masih banyak (yep, kasur dan rak buku). Singkat cerita NISN udah terverifikasi dan aku bisa mencoba apply sana-sini.
Seketika setelah menekan tombol “Cari” pada kategori Studi Independen, muncul sederet nama-nama program yang ditawarkan. Ternyata rata-rata course yang ditawarkan bertemakan IT dan agaknya memang tema Studi Independen kali ini dalam rangka “memenuhi kebutuhan startup”. Aku yang berasal dari prodi Informatika merasa beruntung karena banyak pilihan yang linear dengan jurusan. Apalagi ada janji konversi SKS mencapai 20, bagaimana mungkin tidak tergiur? Siapa tau gitu dapet, yakan. Kupikir sistem konversi SKS ini akan memudahkan jalannya semester 5-ku, dimana kali ini aku pun bergabung di 3 organisasi sekaligus. Yaa prediksiku saat itu tidak sepenuhnya melenceng kalau dipikir-pikir. Bingung menentukan mana program yang menarik, tiba-tiba ada satu nama perusahaan yang merebut atensiku. Ya si Orbit ini.
Pribadiku adalah dia yang selalu mencari tau secara mendalam hal-hal yang membuatnya penasaran. Belum bisa percaya kalau bukan ia yang mengalaminya sendiri. Kegiatan observasinya ini tidak lain tidak bukan adalah demi pertimbangan keputusan selanjutnya. Aku mencari tau apa itu Orbit, bagaimana program-programnya, dan apa saja tanggapan peserta-peserta programnya. Tidak dinyana ternyata OFA ini adalah warisan dari Eyang Habibie dan istrinya. Tiba-tiba aku merinding dan merasa tertantang untuk mencoba apply di salah satu programnya yakni “AI Mastery Program”. Jujur, tidak ada setitik pengalamanku selama satu dasawarsa —lebih dikit— belajar yang berkaitan dengan AI atau artificial intelligence. Oh aku yakin mungkin ada, tapi posisiku sebagai end-user atau pengguna saja, bukan pengembang. Jadi aku belum tau gambaran dunia AI yang sebenarnya (ternyata sangat luas). Terlebih aku akan belajar di tempat yang digagas dan dirawat oleh Keluarga Habibie, rasanya seperti dididik langsung untuk menjadi talenta digital dan teknologi di masa mendatang (beuh). Kemudian aku berpikir, toh apa salahnya mencoba?
Proses praregistrasi termasuk tahapan yang agak menguras energi sih. Terutama pada dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pihak kampus. Misal seperti surat pernyataan, surat rekomendasi, SPTJM, dan berkas-berkas lain yang membutuhkan tanda tangan dosen. Kampus menyediakan fasilitasnya secara online pada beberapa dokumen. Selain itu aku juga menyiapkan CV. Di sini aku membuat CV baru dengan format ATS friendly agar terlihat lebih profesional, hehe. Di tahap ini aku bertemu drama kedua. Saat itu statusnya aku masih duduk di semester 4 (meski memang wajarnya sudah semester 5 tahun ini). Nasib kampus swasta yang kalendernya suka beda sendiri sehingga data yang kumasukkan pun berdasar data semester 4. Gara-gara ini pula aku hampir enggak jadi lolos karena ga memenuhi syarat, padahal harusnya tahun ajaran ini sudah semester 5. Tapi entah bagaimana akhirnya tim admisi menyatakan aku lolos. Alhamdulillah, seneng banget!
![]() |
The journey begin! |
Kelas Dimulai
Hari pertama onboarding, asing banget rasanya. Semuanya baru buatku, mulai dari orang-orangnya hingga beberapa istilah yang dipakai. Contohnya kata ‘coach’ dipakai untuk memanggil mentor yang mengajar. Lalu ada ‘hands-on’ yang ternyata kurang lebih artinya seperti ‘praktikum’. ‘LMS’ untuk ‘e-learning’, dll. Agak udik ya, ah sudahlah gapapa, lama-lama juga terbiasa. Bersama 232 temanku aku akan menjalani kurang lebih lima bulan berproses belajar tentang AI dan printilannya. Aku masuk ke kelas Fibonacci dengan Coach Ajie Kusuma Wardhana sebagai homeroom coach-nya. Dari 25 anak Fibonacci, kami akan dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang berisi 4-5 orang. Aku sendiri berada di kelompok Fibonacci 3. Ine, Farah, Nawa, dan Calvin adalah partnerku satu semester ke depan. Hiks bersyukur banget bisa kenal mereka.
![]() |
Fibonacci Day 1 |
Setelah kubandingkan dengan cerita-cerita teman di kampus yang juga ikut studi independen (beda program), aku simpulkan bahwa sistem belajarnya akan beragam tergantung dari mitra. Ada yang self-paced learning, ada yang terjadwal. Ada yang rajin ujian, ada yang cuma sesekali. Ada yang bikin satu final project, ada yang bikin lebih dari satu project. Di sini aku mau ceritakan versi belajar di Orbit.
Di Orbit, kami punya jadwal rutin sendiri. Setiap hari Senin-Jum’at akan diadakan kelas sinkronus via Zoom. Per harinya ada dua sesi: sesi pagi (09.00 - 10.30 WIB) dan sesi siang (13.30-15.00 WIB). Dalam satu semester kami akan mempelajari domain-domain berikut secara bergilir:
- Artificial Intelligence, Machine Learning, and Deep Learning with Python
- Data Science (DS)
- Computer Vision (CV)
- Natural Language Processing (NLP)
- Reinforcement Learning (RL)
- Deployment
- Proyek Akhir (PA)
Setiap satu domain akan ada ujian teori, ujian praktik, dan quiz. Beberapa kali juga ada student activity (semacam PR). Per domain akan diampu oleh coach yang berbeda-beda. Bentuk ujian teori adalah review semua materi yang disampaikan selama domain tersebut berlangsung menggunakan Google Form. Ujian praktik adalah sarana kami untuk eksplor dan mengaplikasikan hands-on yang diberikan selama kelas domain. Quiz bertujuan untuk memperdalam penguasaan teori mengenai domain terkait. Di akhir ada tugas proyek akhir. PA adalah tempat dimana kami akan mengimplementasikan satu atau lebih materi domain menjadi sebuah program, utamanya domain Deployment. Selain membuat aplikasinya, kami diminta untuk membuat laporan akhir yang nantinya akan digunakan sebagai syarat kelulusan dan diserahkan di web Kampus Merdeka. Bagian ini cukup menguras tenaga juga karena salahku sendiri yang kerap menerapkan sistem kebut semalam padahal kalau mau mencantumkan sumber, minimal dikutip dari jurnal.
![]() |
Potret mahasiswi sekte SKS yang baru mengumpulkan uprak 2 menit sebelum DL |
Untuk aku yang baru pertama kali belajar per-AI-an, awalnya agak shocked karena sebagian besar baru kudengar istilahnya. Terutama di domain Reinforcement Learning, beuh. Terus aku juga agak kaget karena ketemu dengan rumus-rumus kalkulus yang tersebar di hampir setiap domain (kecuali Deployment). Karena kalau di kurikulum kampusku Kalkulus dipelajari di semester 1 doang. Tapi gapapa, namanya juga belajar, pasti ada bagian manis-pahitnya. Lalu domain yang paling kusuka adalah NLP. Entah kenapa tapi rasanya lebih familiar aja dengan NLP daripada domain-domain lain. Cuma aku tertarik untuk mempelajari DS dan CV lebih dalam. Buat yang berasal dari jurusan di luar Informatika dan serumpunnya, ga usah khawatir karena semua bakal diajarin dari dasar banget. Hal-hal dasar mulai dari cara ngoding Python bakal diajarin di domain pertama (sebagai fundamental).
Penutup
Dari pengalaman menjadi mahasiswa online sejak semester satu hingga empat, aku berani bilang bahwa kelas paling menyenangkan ya kelas Orbit ini. Entah bagaimana, yang jelas ketika mengikuti studi independen di Orbit membuatku beranggapan bahwa kelas online tuh ga seburuk itu kok. Terlebih dengan sistemnya yang sinkronus didukung dengan coach yang asik-asik dan muda-muda itu menjadikan suasana kelas menjadi hidup. Materi yang agaknya kompleks dan membosankan jika dipelajari di kelas kuliah akan beda rasanya jika dibawakan oleh coach yang juga pakar di bidang tersebut. Rangkaian tugas yang diberikan juga membuat materi yang diajarkan lebih menempel di otak. Lalu aku merasa kalau di Orbit ini secara ga langsung mendorong anak didiknya untuk berani bicara di forum. Banyak kesempatan yang diberikan coaches kepada student untuk bertanya dan memberikan atau bertukar pandangan. Intinya spirit diskusi dan keilmuannya tuh jalan banget.
Oh ya meski ada janji konversi sebanyak 20 SKS, ternyata persebaran matkul konversi milikku tidak semuanya ada di matkul semester 5. Sehingga aku masih memiliki beban SKS yang mau ga mau harus kutuntaskan juga. Meski begitu, aku diuntungkan dengan kalender akademik kampusku yang jadwal KRS-annya baru dilaksanakan setelah program studi independenku dimulai. Efeknya aku dapat menyesuaikan jadwalku di kampus dengan jadwal di Orbit. Bagian getirnya adalah aku terpisah dengan teman-teman terdekat dan kurang menikmati waktu libur di antara jeda semester 4 dan 5 karena udah masuk kelas duluan (sekitar Agustus). Jujur berat dan capek, tapi enaknya adalah di akhir seperti sekarang ini yang cenderung santai di saat teman-temanku sedang stres (haha).
![]() |
Tebak, apa yang lebih membahagiakan selain kumpulin PA? |
Worth to try, ga?
Apakah aku akan merekomendasikan Orbit kepada teman-teman yang ingin mengambil Studi Independen? Kalau aku pribadi sih yes, apalagi buat mahasiswa semester 5. Hitung-hitung sebagai pengantar pembelajaran di kuliah. Lumayan juga ada kesempatan konversi SKS yang bakal berguna banget. Paham ga paham sama materinya, yang penting kalau kata Coach Ajie, “gapapa minimal pernah tau”. Banyak insight yang bakal didapat kalau fokus mengikuti kelas. Sayang banget kalau ga memanfaatkan kesempatan belajar di Orbit Future Academy ini. Yang penting jangan lupa untuk selalu review dan rajin berlatih supaya ilmunya enggak sia-sia.
Yogyakarta, 27 Desember 2022
Lagi "libur".
Komentar
Posting Komentar