Tahun Kedua Kuliah, Salah Jurusan?
Semakin dewasa, aku semakin menyadari bahwa momen-momen dalam hidup tuh penting banget diarsipkan. Aku bersyukur punya blog ini sebagai salah satu media pengarsipan sekaligus coping mechanism terbaik ketika kepala sudah overload. Kali ini aku mau cerita soal tahun kedua kuliahku yang, yaa dibilang lancar sih lancar, tapi rada nggetih, hehe. Belum lagi ditambah merasakan kerasnya digampar, diterjang, dibantai oleh beberapa tanggung jawab di luar akademik. Combo! Oh iya sebelum itu mari kita samakan persepsi dahulu bahwa tahun kedua kuliah adalah ketika aku semester 3 dan 4.
Tiada hari tanpa sambat, asli. Ngeluh soal perkuliahan udah pasti. Tapi makin dewasa dan makin diperlihatkan realita, urusan asmara ga ketinggalan buat dikeluhin. Meski bukan suatu topik krusial dan rasanya memang gaada yang tertarik sama aku tapi tetep aja rasanya kayak bertanya-tanya aja gitu. Lalu karena gaada teman cerita, akun ke-sekian adalah tempat ceritaku akhir-akhir ini wkwkwk. Mau nulis di sini juga rasanya males banget karena terlalu panjang (akibatnya jadi stres karena lama ga nulis). Sebenernya hari-hariku di tahun kedua ga sesial itu sih, lebih condong ke fun dan yaa banyak banget hal yang baru kualami pertama kali. Aku coba ceritain di bawah.
Semester 3, merasa udah tua (padahal sekarang semester 5). Pertama kalinya aku jadi asisten praktikum (asprak) dan mendapatkan honor di bidang selain desain mendesain. Terima kasih Mas Alu dan Mas Bayu yang secara indirect memberikan motivasi dan inspirasi sampai aku akhirnya memutuskan ikut asprak di mata praktikum yang sama :" [sobbing]. Sebenernya aku udah ada satu artikel khusus tentang ngasprak, bisa dibaca dengan klik tulisan ini. Btw, semester 3 mulai ketar-ketir soal nilai.
Meski bentukanku chill pas ada tugas dan kebiasaan mengerjakannya H-beberapa jam sebelum tenggat, tetaplah rasa waswas dapet nilai jeblok tuh ada. Kukira di kuliahan tuh sama kayak di sekolah yang kalau ada jawaban tugas mesti dikoreksi dan dikasih tau kalau ada salah. Ternyata realitanya... harus ngejar dosennya sendiri untuk tahu letak salah dan alpanya tugas kita. Bahkan beberapa dosen jarang bagiin hasil kerjaan, jadi aku gatau apakah jawabanku sudah betul atau masih kurang. Hingga akhirnya ketika masa transkrip nilai, alhamdulillah, aman :D Sejak saat itu aku jadi makin percaya dan bangga banget sama diriku ini, terlebih organisasi sudah mulai berjalan tapi IPK-ku stabil berada di deretan angka atas (ada penurunan sedikit dari semester 2). Makasih sudah mau berjuang hiks :"
Semester 4 udah bukan ketar-ketir lagi. Udah sampai ke tahap pasrah akan segalanya karena bener-bener rasanya remuk banget secara fisik dan psikis wkwkw. Aku kembali jadi asprak, bedanya kali ini ditambah tanggung jawab di empat organisasi yang waktunya bersamaan (belum ada yang demis maksudnya). Stres. Itu satu kata yang gambarin kondisiku selama semester 4 kemarin. Aku inget banget ada satu waktu dimana tugas organisasiku mengharuskanku berada di Malang selama sepekan dan keadaannya belum libur (menjelang UAS sepertinya, karena praktikum-praktikum sudah mulai mendekati akhir pertemuan). Selama sepekan itu aku gabisa lepas dari yang namanya laptop. Malah dari berangkat deng, di kereta nugas dong... Di kereta ketika perjalanan pulang, sempet-sempetnya aku meet sama temen kelompok untuk selesaikan tugas. Selama di Malang, ngerjain tugas tuh curi-curi waktu dan bisa senggangnya malam hari karena paginya kegiatan. Parahnya tugas yang dikerjain tuh tugas berbentuk proyek! Huft kayak kejar-kejaran rasanya.
Tapi, rasa capek dan pasrahku terbayar ketika transkrip nilai pekan lalu. Bahagia banget ketika tau abjad A berderet di KHS. Dari 10 mata kuliah, alhamdulillah hanya dua di antaranya mendapat A-. Sampai sini aku ga bisa gambarin seberapa bangga dan sayangnya aku sama diriku sendiri yang udah mau berjuang nugas dan nangis di tengah gempuran tanggung jawab menggunung dari empat organisasi itu. Terima kasih banyak diriku :")
Bagian terkerennya adalah semua tugas kuusahakan dikerjakan sendiri, enggak mau nyontek teman sampai tiba saatnya aku give up dan meminta bantuan. Karena pikirku, mau di momen apalagi aku bisa belajar materi kuliah selain melalui tugas-tugas? Ketika dosen menerangkan materi pun aku sering nyambi dan ga merhatiin. Beberapa kali temanku menawarkan bantuan dan langsung mengirim hasil kerjaannya biar bisa kusalin. Tapi tetap pada prinsip tadi, aku mau semuanya kucoba kerjain sendiri sampai ga kuat lagi. Alhamdulillah IPK-ku mengalami peningkatan walaupun "cuma" sebesar 0.01 dari yang kemarin.
Meski selalu disertai dengan sambat, ternyata aku bisa survive dari bayang-bayang mengerikan perkataan anak-anak collegemenfess di Twitter bahwa semester 4 akan seseram itu. Aku akui emang semester 4 tuh ekstrem, tapi kuncinya sebenarnya ada di manajemen diri dan kesadaran prioritas yang mana aku juga masih harus belajar lagi untuk menerapkannya.
Pesan moralnya: bersyukurlah kalian yang punya banyak waktu senggang, beneran.
Sampai tulisan ini dipost, aku masih merasa belum terlalu puas kalau parameter sukses belajarku cuma sekadar nilai IPK besar aja. Aku masih menunggu momen kapan hasil belajarku di prodi paling dilirik (setidaknya untuk zaman sekarang) ini dapat bermanfaat untuk orang lain ke depannya. Meski begitu, tahun kedua kuliah ini membuatku sampai pada suatu kesimpulan bahwa aku enggak salah langkah. Merasa bahwa memang sudah klop banget dengan Informatika, ga ada deh salah-salah jurusan. Toh ga selamanya materi kuliah harus mudah dipahami saat itu juga.
Sekarang, mari tuntaskan apa yang di depan mata. Intinya, dari dua semester ini yang bisa kita tarik amanatnya adalah soal ego diri sendiri. Gimana caranya ngelola emosi, prioritas, manajemen diri, egoisme, dll yang pada akhirnya pun dampaknya bukan cuma untuk kita, tapi untuk orang lain juga. Hal ini juga baru kusadari dan kucoba pelajari untuk meminimalisir hal-hal buruk itu terjadi di lain kesempatan.
Jangan egois, jangan juga terlalu lembek. Toh nanti semua hasilnya juga akan kembali ke dirimu sendiri.
Yogyakarta, 4 September 2022
di tengah-tengah gempuran rapat ospek
Komentar
Posting Komentar