Tapi, takut.

    Banyak sampah disini *menunjuk kepala* . Banyak pikiran-pikiran tidak berguna turut bersemayam di tempat dimana harusnya menjadi command control utama segala pergerakanku. Sampah-sampah ini menutupi jalan dimana harusnya aku bisa berpikir dahulu sebelum bertindak. Salah satu dampak sampah yang menumpuk ini adalah, aku mudah berjanji namun mudah pula untuk mengingkari. Entahlah sudah berapa dosa yang aku tumpuk di bulan suci ini. Entahlah sudah berapa banyak batin manusia tersakiti -namun mereka menyembunyikannya dariku- sebab ulahku. Entahlah sudah berapa banyak hatiku tersakiti oleh tindakanku sendiri. Ya, bahkan hatiku merasakan dampak kejamnya aku pada diriku. Sakit ketika melihat orang berusaha ikhlas menghadapi kelakuanku. Aku tidak pantas untuk meminta pengecualian, yang sibuk itu bukan cuma aku. Mereka pun sibuk. Aku tidak boleh terus-terusan begini, bisa-bisa kehilangan kepercayaan. Tapi ya mau bagaimana? Aku sudah berusaha, namun juga tak kunjung mendapat balasan. 

    Beneran deh ini aku yakin karena banyak sampah di otakku, perasaanku saja sudah tertutupi kabut overthinking yang yaaa bisa jadi mereka tidak seseram yang aku pikirkan. Atau mungkin memang prasangkaku benar, dan aku terlalu takut untuk menghadapinya. Nah kan, lagi-lagi kata ini keluar lagi. Takut. Takut. Kenapa takut? *geleng-geleng* . Terlalu besar rasa takutku hingga menambah halang rintang keluarnya pikiran jernih dari otakku. Dasar penakut. Tapi memang aku penakut. Ah itu kan kisah masa lalu, sekarang kan aku pemberani. Pemberani darimana? Entahlah, aku saat ini masih takut. Takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, takut, ingin menangis.. tapi pada siapa? Tidak ada yang pantas untuk diceritakan, karena ya pada intinya aku cuma takut. Ingin ditemani, tapi oleh siapa? Tidak ada yang paham selain aku merasa ketakutan. Takut pada apa? Entahlah, intinya aku takut. Tuh kan, ditanya sendiri aja masih ga paham kenapa takut. Gimana bisa cerita? Sudahlah, apa lebih baik dipendam saja? Sampai kapan? 

Komentar

BACA JUGA TULISAN YANG LAIN👇