April Pertengahan

Ter-skip 1 bulan sejak postingan terakhir, kali ini aku datang lagi dengan membawa keresahan (tentu saja) yang rasanya kalau ga segera ditulis bakal mengganggu aktivitasku yang lain alias kepikiran banget. Kisahku kali ini dimulai dari impresi sebagai mahasiswa semester 2 yang mmm rasanya mulai meresahkan, yang kalau ga segera ditalangi bisa keteteran kuliahnya.

Jadi mahasiswa ga selamanya menyenangkan. Padahal pikirku mahasiswa itu agak selo daripada pas masih jadi siswa. Dari minggu lalu sampai sekarang kelinglunganku menata jadwal mulai menunjukkan dampak-dampaknya. Ga sengaja oncam pas lagi ga pake jilbab, tugas yang baru dibuka dua menit sebelum ditutup aksesnya, dan ujian praktikum yang waktunya pas banget sama ngajar TPA. Yang terakhir itu tuh, udah jadi keresahan dari awal milih slot praktikum. Agak bodoh juga aku kenapa ga aku pindah slot aja waktu itu. Hm... 

Banyak banget tugas yang belum aku kerjakan. Ada tugas kelas bootcamp (yang sebenernya bukan bootcamp soalnya masa belajarnya satu semesterrr huaaa :"" ), tugas praktikum, tugas kuliah, tugas organisasi, dan tugas mengabdi pada masyarakat (cailah). Eh tapi bener lho, sadar ga sadar makin gede makin banyak urusan yang dikerjain. Kalau ga mau banyak-banyak kegiatan, ya diam saja ga usah menunjukkan diri di publik. Tapi kalau ga gini, gimana aku berkembangnya.. ya kan? Semua itu pilihan. Dan tiap pilihan punya konsekuensi juga tanggung jawab masing-masing. Yang lagi aku rasakan, sebenernya perlu ga sih untuk jadi seperti ini? Bener ga sih atas semua tindakan yang aku ambil ini? Kenapa sih aku mau ambil risiko jadi begini?

Dulu jujur aja, sebelum mengiyakan untuk bergabung kesana-kemari, terjun sana terjun sini aku ga pernah kepikiran masalah risiko, kayak "yaa everything gonna be alright pasti". Kayak yakin banget gitu gaada halangan apa-apa. Yakin bisa bagi waktu dan priority. Namanya juga manusia, makhluk sok tau yang bisanya merencanakan rencana ndakik-ndakik tapi runtuh juga kalau Yang Di Atas ga meridhoi. Prediksinya manusia sebagai makhluk tentu amat terbatas akurasinya, kadang sesuai sama ekspektasi, kadang loncat keluar jauh dari jalur. Ga lain ga bukan ya buat pelajaran dan kesadaran bahwa tugas kita itu menyelaraskan keinginan pribadi dengan keinginanNya. Jangan dibalik, memaksakan keinginanNya sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena Tuhan sudah punya rencanaNya sendiri, Sang Maha Tahu. 

Kadang aku merasa sombong juga sih, ya itu tadi, menurut prediksiku aku bisa bagi waktu dan prioritas. Eh gataunya sampe di tengah jalan, tiba-tiba ada halang rintang yang aku belum siapkan persiapannya. Dan akhirnya berujung pada penyesalan, tugas yang diselesaikan asal-asalan, bahkan lalai terhadap mana yang primer mana yang sekunder. Ingin mengatai diri sendiri tapi ya gimana ya. Oh iya, belum lagi urusan refreshing alias ya gaada waktu lah kalau gini terus nyikapinnya.

Terus apa strategi setelah ini? Entahlah, bentar, belum kepikiran. Aku mau numpahin semuanya disini dulu sambil berangsur-angsur reda. Semoga aja ga bertahan lama. Stres aku nanti.

Komentar

BACA JUGA TULISAN YANG LAIN👇