Berkaca pada Generasi Lampau | Jajan Buku #1



    Tertanggal hari ini, 26 Januari 2021 dini hari aku berhasil nyelesain satu buku sejarah berbahasa Inggris pertamaku yakni The Lost Islamic History oleh Firas Alkhateeb yang diterbitkan Hurst Publisher London. Alasan beli buku ini karena  teracuni iming-iming dan ulasan dari blogger yang kudapat. Kata-kata mereka ga cuma isapan jempol semata alias aku beneran mengalami apa yang mereka rasakan pula (walau ga semuanya). Selain itu covernya juga bagus, terlihat elegan wkwkwk. Ga deng, aku beli karena emang kepo sama isinya sekalian belajar bahasa Inggris dan lihat, aku ga dikecewakan sama sekali! Kubeli pada tanggal 12 Desember 2020 lalu dari online bookstore-nya Periplus seharga Rp213.000. Gila aku ga nyangka buku sekeren ini 200an ribu?? Entahlah karena cetakan lama (ga juga padahal, yang edisi revisi ini masih tahun 2017 apa ya) tapi yaampun... kukira sampe 400an ribu harganya. Yaa ga ragulah aku langsung checkout wkwk. Oh iya tapi di Amazon juga kisaran 200-300an ribu sih waktu harga dollarnya aku konversi ke rupiah. Ah parah lah...

    Sejauh review yang aku baca dan dapatkan, The Lost Islamic History ini memang dapet rating bagus mulu. Rata-rata bintang 4 keatas. Kalo menurut Goodreads buku ini dapet skor 4.47 dari 1.293 orang yang nge-rate. Lumayan banget kan? Buku setebal 274 halaman (ga termasuk cover) ini ditulis oleh seorang intelektual Amerika Firas Alkhateeb dan diterbitkan pertama kali oleh Hurst Publisher tahun 2014. Firas Alkhateeb adalah lulusan master degree dari Universitas Chicago jurusan Studi Timur Tengah dengan spesialisasi sejarah Islam. Motivasi beliau bikin buku ini sederhana, mau nge-up dan mengenalkan peradaban Muslim untuk anak didiknya di SMA. Selain itu, di Amerika sana susah nyari buku sejarah Islam pakai bahasa Inggris. Faktor kurikulum Amerika juga sih makanya ga dimasukin tentang peradaban Muslim di pelajaran Sejarah, akibatnya anak didiknya jauh lebih kenal siapa itu Thomas Alva, Galileo, dll dibanding Ibnu al Haitsam, Ibnu Rusyd, dll.

    Menurutku karena motivasi beliau nulis supaya dapat dibaca anak didiknya makanya bahasa yang dipakai disini ga terlalu berat, malah mengalir dan terkesan aku lagi diceritain orang daripada baca textbook. Mungkin beberapa kali kudu buka kamus dan Chrome, tapi selebihnya it's ok gaada kendala apa-apa. Terdiri dari 274 halaman (belum termasuk cover) dengan 12 bab dimulai dari Arab pra-Islam hingga kondisi dunia Islam saat ini. Di buku edisi revisinya ini disisipkan foto-foto peninggalan peradaban Islam yang masih tersisa sampai sekarang. Kemudian secara berkala ada semacam space kecil khusus diisi semacam funfact di halaman-halamannya.

--- REVIEW SUBJEKTIF ---

    The Lost Islamic History sesuai namanya membahas tentang sejarah perjalanan Islam yang pernah berkuasa di dunia. Ga sekadar bahas sejarahnya, tapi dibahas pula fakta-fakta 'tersembunyi' yang banyak orang awam gatau. Setting latar diambil dari masyarakat Arab pra-Islam hingga kondisi masyarakat Islam masa kini. Kerennya dengan alur sepanjang itu bisa diringkas jadi sekitar 274 halaman. Menarik dan challenging banget bagi aku yang gapernah baca buku berbahasa Inggris, topiknya sejarah lagi!

    Pengalamanku selama baca buku The Lost Islamic History kebanyakan diliputi rasa kagum dan mm... kasihan? Kagumnya karena Islam, agama yang lahir dari sebuah kawasan yang bahkan ga dilirik sama sekali sama Byzantium dan Persia waktu itu, menjadi agama yang suatu saat berhasil menundukkan mereka berdua dan berkuasa di hampir seluruh belahan dunia. Kayak rasanya tuh, "wah pengaruh Nabi Muhammad dan ajarannya ternyata sebegitu kuatnya". Jadi mikir juga, berarti bener dan terbukti kalau Islam itu agama yang mudah, menyenangkan, dan pastinya baik hati terutama pada masyarakat non-muslim. Penduduk di wilayah-wilayah yang sebelumnya jadi pendudukan kekaisaran Romawi, Crusades, dll merasa senang dan seakan-akan jadi manusia yang dimanusiakan ketika kekhalifahan Muslim ekspansi ke wilayah mereka. Waktu dipimpin oleh orang Islam, mereka mendapat hak-haknya sesuai dengan yang diatur dan diajarkan Rasulullah saw. Misal nih, kan di agama Islam diajarkan untuk toleransi agama "lakum diinukum wa liya diin". Karena ada ajaran inilah non-muslim dibebaskan untuk beribadah sesuai keyakinan mereka, namun tetap memiliki kewajiban sebagai warga negara dengan membayar pajak dan senantiasa berada di pihak Muslim jika wilayah mereka diserang.

    Sedihnya bisa dibilang makin ke tengah sampai akhir bagian buku didominasi oleh kekalahan dan kemunduran kualitas kekhalifahan yang menyebabkan runtuhnya suatu dinasti. Habis runtuh, muncul baru lagi, runtuh lagi, begitu terus polanya. Sedih ketika tau bahwa karena lemahnya keimanan, intelektual, dan passion dalam memimpin menyebabkan mudahnya kita diadu domba oleh musuh. Sedih ketika harus melakukan perlawanan terhadap sesama saudara sebab merasa memiliki beda pandangan. Sedih ketika udah gaada yang namanya komando satu suara sebab ketidakpuasan terhadap pemerintahan. Yaa gimana ya, menurutku ada didasari faktor sifat dasar manusia yang ga pernah puas dan selalu ingin menang(?). Ya gitu deh.

    Part favoritku adalah ketika membahas tentang Golden Age-nya Islam. Parah sih ini mindblow banget walau emang ga dijelasin secara mendetail perseorangan tiap tokoh, setidaknya udah memberi gambaran betapa keren dan majunya kita saat itu jauh dibanding orang-orang Eropa. Dengan didirikannya Baitul Hikmah oleh Harun al Rasyid pada masa Abbasiyah, para intelektual muslim terutama merasa difasilitasi negara dan akhirnya jadilah karya-karya emas yang bahkan menginspirasi ilmuwan-ilmuwan Barat di kemudian hari. Di bagian ini aku sangat terinspirasi oleh semangat belajarnya pendahulu kita. Didasari pemahaman dan cintanya terhadap agama dan ilmu pengetahuan, ilmuwan Muslim dapat menghasilkan karya-karya mindblow dan ga terpikirkan pada zamannya. Hebatnya lagi dengan karya tersebut dapat membawa kemajuan pada peradaban-peradaban sesudahnya sampai saat ini. Ilmuwan favoritku adalah Al-Jazari yang bisa bikin robot :D

    Percaya deh, buku ini sarat akan informasi berharga yang ga kita dapetin dari ruang kelas. Banyak narasi yang ga diceritakan di sekolah tapi diungkap semua di buku ini. Aku kalo ga baca buku The Lost Islamic History ini ga mungkin tau kenapa Nabi Muhammad ga bisa baca (ummi). Ga mungkin juga aku tau kenapa Muslim saat zaman dulu lebih pandai daripada tentara Eropa, malah orang-orang Eropa ini yang diajari baca-tulis sama Muslim. Full of insight yang aku merasa 200 ribu ini cukup murah untuk buku berkualitas kayak gini. Ga nyesel sumpah padahal udah sempet tarik-ulur "beli ga ya.. beli ga ya".

    Oh iya, sebenarnya buku The Lost Islamic History ini udah diterjemahin ke bahasa Indonesia oleh penerbit Bentang Pustaka dengan judul "Sejarah Islam yang Hilang". Cuman karena aku kemakan stereotip orang-orang: "yang terjemahan biasanya agak beda sama aslinya", jadi aku lebih memilih untuk punya versi originalnya dulu hehehe.

    Oke cukupin aja kali ya bahasan hari ini. Ratingku pribadi adalah 100000/10 soalnya sesuka itu... Bahkan sempet ada niatan mau baca ulang tapi ntar dulu deh gantian sama buku yang lain hihihi. Semoga dengan keterbatasanku  berbahasa dan memahami bahasa Inggris aku ga salah nafsirin inti yang mau disampein Firas Alkhateeb dalam bukunya, aamiin... Fix ini bagus banget, ga nyesel beli👍

Komentar

BACA JUGA TULISAN YANG LAIN👇