Do your best, because Allah doesn't rest :)

Tiba-tiba dari dalam otak muncullah suatu sengatan listrik yang menyenangkan. Sengatan tersebut tenyata adalah sebuah kalimat, yang entah muncul darimana, dilayangkan oleh siapa, tapi maknanya asik juga. Bukan asik, tapi "iya juga ya" semacam itulah. Seketika itu juga, kalimat ini menjadi kalimat favorit sepanjang jalan menuju akhir 2 (S)MA ini.

Kita, kalau udah punya suatu niat dan 'azzam atau tekad yang kuat untuk melakukan sesuatu pasti akan mengupayakan dengan sekuat tenaga agar sesuatu itu benar-benar terjadi. Kita akan melakukan apa saja, mengorbankan apapun yang dipunya hanya untuk mendapatkannya. Merelakan raga, waktu, tenaga, biaya, orang lain, ah pokoknya apapun deh buat sesuatu itu. Sampai akhirnya kita tiba di titik maksimum, titik yang ga bisa kita capai lagi. Titik dimana "Udah mentok kamu sampe sini aja, udah cukup. Kamu ga akan kuat. Hasil apapun yang ada itulah rezekimu." Dan di titik ini pula, kita menemukan banyak halang rintang yang kalau dianalisa mereka adalah halang rintang level hard dibanding pas masih masa-masa berjuang. Rasa iri, marah, kesal, menyalahkan keadaan, lelah, bersyukur, bersujud, bergembira, bergelimang kilauan harta, dan sebagainya dirasakan oleh tiap-tiap pejuang dari sesuatu itu. Mereka semua adalah halang rintang bagi kita, manusia, agar tetap pada jalan yang lurus, di posisi tengah.

Bayangkan saja seperti berjalan diatas titian licin yang dibawahnya ada kolam lumpur, yang biasanya ada di arena outbond. Hantaman-hantaman, gangguan-gangguan kecil maupun besar dari teman-teman berusaha mengacaukan kita agar terjatuh dari titian tersebut. Sama, kalau seandainya hidup kita diibaratkan seperti wahana tersebut. Sedang di posisi maksimum alias sudah di tengah perjalanan dan sedikit lagi jalan kita akan sampai di ujung akhir. Tiba-tiba gangguan kecil dan besar berdatangan. Dicaci maki, diremehkan, dijatuhkan, harga diri diinjak-injak, dipermalukan. Atau bahkan sebaliknya, kamu disanjung, dipercaya, pamor melambung tinggi, diberi jam terbang lebih, dihormati. Mereka itu gangguan! Jangan percaya terhadap semua yang kutulis barusan. Percayalah pada niat dan 'azzam mu tadi. Jadikan mereka sebagai tameng, penguat agar kamu tidak jatuh ke kolam lumpur itu. Lebih malu lagi, lebih hina lagi jika kamu terjatuh dari titian tersebut tanpa usaha mempertahankan diri. Baru sekali hantam, sudah oleng. Payah.

Makanya, kalau punya niat dan 'azzam terhadap sesuatu, upayakan dengan sungguh-sungguh. Jaga mimpimu, jaga harapanmu sampai titik maksimummu. Jangan dipaksakan kalau sudah tidak kuat. Rehat sejenak, himpun kembali semangat, susun lagi niat awal, dan kumpulkan serta satukan potongan-potongan 'azzam yang sempat tercecer di jalan. Masukkan kembali ke dalam hati yang ikhlas lillahi ta'ala, jaga kembali agar tidak jatuh sampai di akhir perjalanan. Upayakan yang maksimal sesuai versimu. Kalau sudah tidak sanggup, terimalah dulu sebagai rezeki dan karunia Allah. Syukuri ia sebagaimana mestinya, agar kamu mendapat balasan yang baik di akhirnya.

Akhirul kalam, berjuanglah yang terbaik untuk hasil akhir yang baik. Karena Allah melihat semuanya, Allah ga tidur, Allah ga lengah. Jangan hiraukan halang rintang yang dihadapi, Allah tahu balasan apa yang pantas buatmu atas usahamu.

Komentar

Posting Komentar

BACA JUGA TULISAN YANG LAIN👇