Retrospective 2023: Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti


Tulisan refleksi akhir tahun ini agak berbeda dari yang kemarin-kemarin. Refleksi 2022 aku tulis ketika sudah memasuki Januari 2023. Refleksi 2021 kutulis tanggal 31 Desember malam hari. Refleksi 2023 ini aku tulis tanggal 31 Desember dini hari.  Tapi gapapa, yang penting kan esensi akhir tahunnya ya. Lagi-lagi meminjam kalimat milik orang lain, judul besar dari tahun 2023-ku adalah "yang patah tumbuh yang hilang berganti". Bagi yang familiar, kalimat ini diambil dari lagu milik Banda Neira yang berjudul sama. Kenapa tema besarnya begitu? Ya karena secara keseluruhan aku melihat 2023-ku penuh dengan kedatangan-kepergian yang terjadi silih berganti. Memang sejatinya hidup begitu, tapi kali ini entah lebih kerasa aja... Bingung mau memulai cerita dari mana sebab banyak sekali momen yang terjadi di 2023 sampai-sampai lonjakan emosinya juga tidak stabil. Aku mendapati banyak sekali peristiwa yang baru banget aku rasakan untuk pertama kalinya. Mulai dari mengenal orang baru hingga punya kebiasaan baru.

Kamu harus tau kalau 2023 ini aku berhasil melewati umur 20-ku dan kini sudah 21 tahun. Terkadang masih sulit menerima bahwa aku kini sudah resmi "meniti karir" menjadi pemudi yang memasuki fase quarter life crisis.  Meski begitu, sempat beberapa kali merasa malu dengan orang hebat nan terhormat seperti Khalid bin Walid, Muhammad Al Fatih, Al Haitsam, dan tokoh-tokoh lainnya yang merintis karya-karya terbesarnya sejak usia segini. Umur muda mereka dipakai untuk belajar, berkarya, bermanfaat untuk khalayak, dan pastinya banyak beramal salih. Sedangkan aku? Baru diuji bikin skripsi aja udah merasa banyak berkorban dan berujung mandeg. Lah gimana mau melahirkan magnum opus kalau begini ceritanya?

Kamu harus tau kalau 2023 ini aku berhasil menyelesaikan amanah terbesar kedua setelah menjadi anaknya orang tuaku. Aku tuntas menghabiskan dua tahun penuh menjadi sekretaris umum! Beberapa kali mungkin aku terlalu vokal terhadap topik ini, tapi tolong jangan di-judge ya :( Karena aku bersusah payah menghadapi hari-hari spektakuler ini, sampai-sampai aku perlu terus memberi keyakinan dan validasi terhadap diriku sendiri. Oh, ternyata aku kuat! Jujur masih terbayang seberapa ditentangnya keputusanku ini oleh orang tua dan memunculkan rasa takut yang sangat untuk melangkah lebih jauh. Ujung-ujungnya tetap diridhai kok meski harus menunggu setahun lamanya, hehe. Mungkin bagi sebagian orang ini pengalaman biasa, tapi bagiku ini amaaatt luar biasa! Sebab buatku ini adalah cara yang diberikan Allah untukku mengenal diri sendiri lebih dalam, yang mungkin belum tentu terjadi di orang lain. 



Kamu harus tau 2023 ini aku berhasil jadi orang yang nekat. Bukan nekat dalam hal melakukan kenakalan remaja, ya. Melainkan nekat mencoba hal baru yang... kayaknya Beba 2022 tidak menyangka akan begini jadinya. Siapa yang sangka aku bisa berada di barisan paling depan barikade konser musisi favoritku empat tahun belakangan ini? Siapa yang sangka aku berani ambil risiko menjadi asisten praktikum hingga lima mata kuliah, yang mana tiap matkul mengambil 2-3 jadwal kelas? Siapa yang sangka aku berhasil menjadi alumni dari sebuah akademi prestisius dunia IT Indonesia, meski bukan menjadi peserta terbaik? Siapa yang sangka aku memutuskan mengikuti salah satu tren dalam berpakaian, yakni berkain, dimana dahulu andalanku hanya gamis? Siapa yang sangka aku bisa berkunjung ke Danau Toba tanpa pengawasan orang tua? Siapa yang sangka aku melakukan perjalanan bolak-balik Yogyakarta-Jakarta dalam sehari semalam? Siapa yang sangka aku diberi kesempatan mentransfer ilmu dalam hitungan jam pada beberapa forum eksternal? Siapa yang sangka aku akhirnya memiliki pilihan kafe langganan untuk mengerjakan tugas? Siapa yang sangka aku bisa membeli barang-barang yang kuinginkan dengan hasil jerih payahku sendiri? Bahkan aku sendiri pun enggak menyangka semua itu terjadi dalam kurun waktu satu tahun. Wait... Maknanya sebenarnya waktu yang kita punya tuh banyak... ya ga sih?

Kamu harus tau 2023 ini banyak orang yang datang dan pergi silih berganti. Paragraf ini bukan hanya tentang fana merah jambu, melainkan secara keseluruhan. Beberapanya meninggalkan kesan tersendiri, entah kesan baik maupun buruk. Beberapanya meninggalkan pelajaran tersendiri, entah untuk didengar saja maupun sampai diamalkan. Beberapanya meninggalkan tanda tanya, tapi karena satu dan lain hal aku membiarkannya saja. Beberapanya pemeran lama, selebihnya baru. Sebagiannya memutuskan untuk tetap bertahan di sini, sisanya pergi dengan maupun tanpa berpamitan. Tidak perlu cerita detail untuk setiap pengalamannya. Memang selalu begitu siklusnya, tapi mulai dari sekarang aku mau mengapresiasi keberadaan mereka. Ditujukan kepada segenap pemeran pembantu dalam hidupku selama 2023 ini: terima kasih ya! 

Kamu harus tau 2023 ini selain orang ada juga kesempatan yang datang dan pergi silih berganti. Di sini aku diuji dengan kematangan berpikir apakah hal tersebut banyak manfaat atau mudharatnya. Tidak jarang terpeleset dan jatuh ke lubang yang sama. Namun sering juga keputusanku sesuai prediksi dan tidak ada penyesalan yang dibuatnya. Tapi di detik ini aku baru tersadar bahwa memutuskan dan menjalani suatu keputusan itu sifatnya dinamis. Mungkin di awal denial, eh di akhirnya malah jadi gamon (gagal move on). Mungkin di awal semangat, eh di akhirnya malah menyesal. Pepatah yang biasa kita dengar kalau terlanjur melakukan sesuatu yang tidak bisa dikembalikan ke bentuk semula kan bunyinya "nasi sudah menjadi bubur". Kalau aku pribadi merasa putus asa setelah mendengarnya, seolah-olah sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Ajaibnya di satu kesempatan aku menemukan suatu kata-kata yang ada benarnya dari X:


Mantra "ya udahlah ya mau gimana lagi" masih jadi andalan juga sebagai respon dari keterlanjuran yang sudah terjadi. Pilihannya antara maju atau mundur. Setelah apa yang terjadi di tahun-tahun terakhir, aku sangat segan untuk memilih mundur. Maka dari itu, aku sangat mengapresiasi diriku yang mulai berani menghadapi segala hal, apapun risikonya. Syaratnya satu: harus percaya. Percaya pada kemampuan, percaya pada pertolongan Tuhan, dan percaya semua akan menjadi pelajaran. Intinya, kalau ga dicoba gimana ngertinya, ya kan?

Kamu harus tau kalau 2023 berhasil menjawab pengharapan dan pertanyaanku di refleksi dua tahun kebelakang. Aku sudah lebih stabil, mengerti mana yang baik dan buruk untuk diriku, serta merasa semakin kuat prinsip hidupnya. Semoga untuk hal ini bisa dipertahankan, kalau bisa ditingkatkan agar tidak merepotkan orang-orang di tahun 2024 dan seterusnya. Tidak ada target spesifik yang aku diktekan untuk seorang Balma Bahira Adzkia selain mantra 2023 yang bunyinya sama seperti mantra 2022: creation, change, breakthrough! Oh juga aku akan tetap melanjutkan hidup dengan alasan banyak hal kecil maupun besar yang belum sempat kucoba tahun lalu, membeli bunga untuk diri sendiri atau nonton konser lagi misalnya.

Selamat datang 2024, semoga banyak hal baik mengiringi. Semoga diriku siap menghadapi petualangan-petualangan baru yang membuatku bisa membuka banyak jalan dari arah mana saja!

Komentar

BACA JUGA TULISAN YANG LAIN👇