Memento 2022



Aduh, refleksi tahunan terlambat diupload!

Tahun 2022 kemarin, aku adalah makhluk bebas tanpa target. Rasanya “los” banget kalau kata orang Jawa. Seperti bebas tugas dan melakukan apa saja yang kusuka. Namun setelah dipikir-pikir, hidup seperti itu kurang menantang agaknya. Karena dengan hidup tanpa target artinya kita hanya menunggu momen, bukan mengejarnya. Malah kita yang dijemput bola, bukan kita yang menjemput. Maka dari itu, aku akan mencoba memasang target di tahun 2023.

Menurutku, hidup tanpa target rasanya tidak perlu berlari mengejar sesuatu. “Mau cari apa, sih?” Gitu kurang lebih. Pikiran juga tenang, tidak khawatir karena dibebani ekspektasi. Tapi karena enggak ada yang dikejar, jadi kita ga punya batasan harus begini-begitu. Hal ini kalau berlangsung terus menerus akan fatal akibatnya karena kita jadi dikontrol oleh lingkungan. Kemarin aku merasakan itu dan mulai kapok. Belum lagi ketika orang-orang yang awalnya memberi jaminan semacam: “iya nanti dibantuin kok”, “tenang aja pasti bisa disambi kok”, “ini gampang banget kalau ada apa-apa bilang aja” malah ternyata pergi dan seakan-akan lepas tanggungan begitu kita masuk ke bujukannya.

Fahruddin Faiz dalam bukunya mengatakan bahwa,

"... Kita harus belajar dari kegagalan, jangan sampai orang lain yang belajar dari kegagalan kita."

Tidak, tidak. 2022-ku sukses kok. Namun setelah direnungkan, ternyata 2022-ku adalah zona nyamanku, meski beberapa kali diberi kesempatan untuk menepi keluar dari zona nyaman. Kalau terus-terusan begini, aku enggak akan bisa berkembang karena di-nina bobo-kan oleh keadaan. Di sepertiga terakhir 2022 hingga pagi tadi, aku baru menyadari bahwa selama ini aku nyaris terlelap. Beruntung masih dibangunkan oleh renungan pagi di atas motor ketika perjalanan menuju kampus. Dan kurasa saat ini aku harus bangun untuk menyelamatkan keadaan.

Renungan tadi pagi berkata bahwa aku adalah pribadi yang menyukai tantangan. Banyak sudah kejadian dan keputusan yang kuambil hanya karena rasa penasaran terhadap suatu hal dan ingin menaklukannya. Mungkin lebih tepat jika dikatakan aku menyukai sensasi adrenalinnya. Kurasa aku harus mengubah sudut pandangku saat ini. Tantangan yang di hadapan mata bukanlah tantangan yang bersifat sementara dalam jangka waktu 1-3 tahun, melainkan puluhan tahun kemudian. Kurasa saat inilah aku harus berkorban dan menantang diriku lagi. Keluar dari zona nyaman adalah hal yang memicu adrenalin, bukan? 2022 kemarin aku hanya sesekali keluar dari zona nyaman. Mungkin tidak ya 2023 ini bisa keluar secara totalitas dari lingkaran ini? 

New year, new me kalau kata orang-orang. Kali ini aku mau jadi bagian dari orang-orang tersebut. Kali ini ga boleh sekadar kata-kata doang, harus ada aksinya. Kali ini aku harus bisa lebih berani. Kali ini aku harus lebih matang menyiapkan strategi. Kali ini aku harus berani memasang target. Kali ini aku akan menetapkan investasi puluhan tahunku, bukan yang bersifat sementara dan bahkan belum pasti benarnya. Kali ini aku harus jujur, kokoh, dan konsisten dengan ucapan sendiri. Kali ini mantra 2022 yang sebenarnya kudapatkan secara random gara-gara gambar teka-teki akan kembali kuterapkan: creation, change, breakthrough!

2023, siapkah Balma Bahira Adzkia menciptakan dan memanfaatkan momentumnya? Mari kita tunggu di refleksi akhir tahun 11 bulan 26 hari lagi :)


Yogyakarta, 5 Januari 2023 (ditulis pertama kali pada 3 Januari 2023)

Di tengah-tengah liburan dan tugas akhir.

Komentar

BACA JUGA TULISAN YANG LAIN👇