Ramadan 1440 Passed Away, Then?

Memeriahkan momen habis Ramadhan, kira-kira dampak apa ya yang udah dikasih Ramadhan ke kita? Apakah dengan ditinggalkannya kita makin maksiat? Atau makin taat? 

Kita ga bisa ngukur meteran ketaatan, ketaqwaan, dan 'kealiman' kita dengan parameter buatan manusia, apalagi buatan diri sendiri. Maksudnya gimana? Maksudnya, ga bisa dan justru dilarang untuk membuat-buat parameter 'seberapa taqwa diri lo' versi manusia. Ya gimana ya, malu dong kalo kita ketahuan malaikat sebagai makhluk kePDan sok taat, sok alim, sok taqwa, padahal masih ada manusia-manusia yang lebih daripada kita. Sebagai pembanding, para salaf (eit jangan labelling! Salaf it means orang terdahulu sebelum kita). Mereka berusaha mengamalkan sunnah-sunnah Nabiyyuna Muhammad SAW sebaik mungkin, seikhlas mungkin. Maybe ada sekian dari kita rada menafikan 'ih ya ga sama dong antara sekarang dan dulu!' . Ya, aku juga kadang mikir gitu. But parameter orang salaf aja belum dapat kita capai, udah mau buat parameter sendiri. Versi muslim jaman sekarang dong, kan katanya Islam dinamis kak?

Hahaha aku ga judge siapa-siapa kok disini, lagian ga ada isu related to this post kan ya? Jadi ya kita sebagai muslim, harus inget bahwa Allah ga peduli seberapa kaya lu, seberapa cantik lu, seberapa tampan lu, seberapa hitsnya lu, seberapa selebnya lu, seberapa pinter lu, seberapa ukhti-akhi nya lu, seberapa bodohnya lu, semua itu not sense gitu buat Allah. Tapi ada satu yang bikin Allah mau ngelirik kita, manusia, si makhluk lemah ini. Apakah itu? Yep ketaqwaan. 

Taqwa kita pada Allah adalah sesuatu yang spesial, karena gimana yak, semua orang tu merasa dirinya taat, bertaqwa, padahal gatau esensi taqwa sebenernya tu gimana. Yang kita tau yang penting melakukan hal-hal wajib, meninggalkan hal yang dilarang, dlsb. But apakah itu cukup buat menarik perhatian Allah? Itu mah semua muslim bisa ngelakuin kalo dia mau. Tapi nyatanya jarang seorang muslim ingin menjadikan dirinya lebih dari itu gitu lho. 'Lah sebatas meninggalkan hal yang haram dan mengerjakan yang wajib kan udah kak' . Iya dek itu cukup untuk seorang muslim, tapi apakah kamu gamau upgrade to the next level? Aku aja pengen dek, lagi berusaha nih. Yuk bareng-bareng dek!

Sering baca Al-Qur'an kan ya? Gimana, masih banyak perbaikan tajwid ga? Gapapa kok masi belajar, lagian belajar ga lekang oleh waktu, selama masih ada umur kenapa enggak? Bahkan pahalanya tambah banyak biarpun terbata-bata namun diulang-ulang. Bisa jadi juga yang udah lancar pahalanya surut dikit-dikit gara-gara merasa bangga udah lancar bacaannya. 
Nah lanjut, di Al-Qur'an banyak ditemukan kata-kata 'al-muttaqiin', 'muttaquun', 'Innallaha yuhibbul muttaqiin' dan banyak lagi. Familiar pasti kan sama kata-kata tersebut? Coba kita perhatikan ayat-ayat tersebut! Pasti ada alasan dibalik adanya kata-kata 'al-muttaqin' di akhir ayat. Al-muttaqiin, orang-orang yang bertaqwa. Siapakah mereka?

Siapa coba si muttaqiin? Banyak, ga cuma satu doang. Saking banyaknya, diringkes disini pun bakal panjang. Trus gimana kak? Ya makanya rajin-rajin baca Qur'an plus artinya. Bacanya jangan cepet-cepet. Biarpun kita ga paham sama ayatnya, seenggaknya kata-kata dalam ayat tersebut sedikit membekas di lisan. Hmm gimana yak jelasinnya. Seenggaknya lisan kita dilatih untuk merasakan pelafalan kalimat/kata-kata di ayat tersebut. Sayang kan, udah meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur'an tapi ga kerasa feelnya?

Kriteria orang-orang bertaqwa dalam Al-Quran itu banyak banget. Bisa jadi karena 'keterbatasan' yang dimiliki muslim jaman sekarang kita ga bisa mengamalkan itu semua. Tapi gapapa gais jangan putus asa! Setidaknya kita udah berusaha bagaimana menjadi seorang yang bertaqwa, pake parameternya Allah lagi! InsyaAllah tetep dinilai amal baik sama Allah, asalkan dengan niat awal pakai basmalah dan ikhlas karena Allah. Cheers and enjoy your Syawal moments syabab!

Komentar

BACA JUGA TULISAN YANG LAIN👇