Regret


Salam.
Lama tak bersua, bukan?
Tenang, aku kembali. Dan tak akan lari
Kecuali jika aku menghendaki
------- 

 وَالْعَصْرِ - إِنَّ الْإِنسٰنَ لَفِى خُسْرٍ - إِلَّا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِالصَّبْرِ  

 "Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran."


Aku tuh merenungi 3 ayat diatas. Allah, Tuhanku, Dzat yang kuanggap sebagai sesembahan dengan lugasnya bersumpah demi masa. Demi waktu. It means Allah itu mau memberi tahu sekaligus menekankan pada makhlukNya khususnya manusia bahwa waktu/masa itu something muhimmun (penting; Arab). Dilanjutkan oleh ayat kedua, bahwa Allah lagi-lagi memberi peringatan bahwa manusia itu dalam kerugian. Kerugian apa? Kerugian tidak memanfaatkan waktunya dengan bijak. Di ayat ketiga, Allah seakan-akan memberi kita clue siapa orang yang tidak merugi itu. Yaitu orang yang mengerjakan amal baik, saling menasehati dalam berbuat baik, dan saling menasehati untuk bersabar. Bagaimana mereka disebut sebagai orang yang tidak merugi? Ya dengan cara mereka mengisi waktunya dengan suatu amal sholeh yang insyaAllah membawa imbalan pahala bagi pelakunya. Mereka pasti tahu dan yakin, bahwa hidup di dunia ini gak lama. Jadi mereka berpikir, aih buat apa aku mengejar dunia? Toh besok pun bisa saja aku mati tiba-tiba. Nobody knows, man. So buat jaga-jaga mending aku praktekin apa yang udah aku dapet di sekolah kayak shalat, mebiasakan zakat, infaq, shadaqah. Lagian aku juga udah diajarin apa itu akhlak mahmudah-madzmumah, akibat-manfaatnya. Apa guna ortu aku bayar mahal-mahal tapi ilmu ga dipraktekin? Itung-itung sumbang pahala juga buat guru-guru aku pas jaman sekolah dulu.  

Disusul saling ingat-mengingatkan agar berbuat baik selama hidup bcoz we're all don't know when we're die. Bersabar juga perlu diingatkan tuh, karena kalau apa-apa dikerjakan dengan amarah, alhasil pekerjaan jadi ga maksimal. Belum lagi kalau marah itu serasa otak kita tertutup something gelap-gelap gitu. Ya ga sih? Mikir lurus ga bisa. Jadi kalau ada masalah, jangan dibawa emosi dulu. Ingat kalau marah biasa aja bikin lupa dimana naruh kunci rumah, apalagi marah besar. Bisa-bisa jadi gila. Majnun ente. Jadi ingetin aja orang-orang buat bersabar, baik ketika marah maupun mendapat musibah. Orang yang sedang dalam kebahagiaan juga perlu diberi reminder lho! Kenapa? Suruhlah orang berbahagia untuk bersabar. Jangan kalap akan kebahagiaannya. Wajib bagi mereka bersabar karena banyak di sekitar mereka yang ingin mendapatkan cipratan kebahagiaannya juga. Atau bisa jadi jika Allah menghendaki, akan didatangkan setelahnya kebahagiaan itu dengan kesengsaraan.

Sebenernya yang di atas itu baru intro. Intinya baru banget mau aku mulai. Maaf kalau kelamaan.
Jadi aku mau cerita. Aku tu kea menyesal gimana gitu. Entah aku diliputi sesal atau kesal mungkin sedang bercampur. Selama liburan ini yang kurang lebih sampai dua bulan, kuhabiskan waktuku dengan berbagai kegiatan. Awal Ramadhan kemarin aku udah merelakan waktuku ngabdi sebentar 20 hari di asrama. Ya cukup bersyukur sih ga banyak diomelin ortu :v. Nakal banget ih.
Setelah itu aku pulang ke rumah. Yang namanya anak asrama baru sehari pulang tuh kayak dimanjhain gitu. Gapapa cucian banyak yang penting besok dijemur sendiri. Gapapa main hp terus ga brenti yang penting besok bantuin Umi. Gapapa keluyuran di masjid sampe malem yang penting ga mlipir kesana kemari dan tertawa *adaw. Gapapa makan terus yang penting ga boleh gendutan *holah gapaham. Yaa intinya awal-awal kuhabiskan dengan kegiatan positif *eaa Alhamdulillah.

Mulai di pertengahan libur, aku mulai kena dampratan "jadi cewek kok gini gini gini". Biasalah ibu-ibu mengomel ke anak putrinya yang baru ABG mau naik kelas 2 (S)MA ini. Ya gimana ya, itu emang salahku, tapi itu aku manusia! Aku kesel digituin tiap hari padahal aku dah ngelakuin apa yang disuruh umiku. Aku tu intinya dituntut jadi orang, ehm cewek yang peka akan keadaan sekitar. Aku pun beranjak dengan gontai dan ga ikhlas gitu. Ya aku juga kesel sama diri aku sendiri, sampe aku ngomong dalam hati, "luruskan niat, luruskan niat..". 

Singkat cerita, aku merenungi apa yang telah kuperbuat selama ini. Aku merasa aku ngabisin waktu dengan hal ga berguna. Banyak waktuku tersita karena sebuah benda mubah yang justru bagiku itu menjerumuskan. Bukan alatnya, tapi isinya. Sungguh, sebenernya yang kubutuhkan tuh cuma aplikasi buat chat karena suatu proker mendatang yang very muhimmun jiddan buat pengkaderan siswi Mu'allimaat. Biar cuma devisi hias menghias, tapi aku merasa berat juga tanggungannya. Namun nafsuku berkata lain, dia bilang, "coba deh cek sosmed lain. Kali aja ada apdetan dari artis fav kamu, dari 'anu' kamu berhubung selama 20 hari kemaren kamu kan ga buka HP" Begitu terus tiap hari sampai-sampai aku ga sadar udah tinggal berapa minggu lagi aku masuk asrama. Lalu muncul dua pilihan dalam benakku, cuma uninstall aja atau sekalian nonaktifkan akun. Dan jujur aku dah punya pikiran ini dari jaman kelas 4 kemarin (ecie mentang-mentang udah kelas 5) dengan alasan yang sama pula, wasting my precious-productive time. Jawaban aku jelas condong ke pilihan kedua. But for now sore tadi aku baru menjalankan opsi pertama. Entah sejak kapan opsi ini 'berubah' jadi plan. Bisa jadi aku akan menonaktifkan akunku setelah artikel ini publish. Keanya aku harus merenungkan lagi deh tujuan aku bikin sosmed apa.

Syukran udah mau baca (iya kalo ada yang baca). Intinya aku regretful banget udah wasting my precious productive time buat hal-hal unfaedah like liatin timeline ga guna or something like that.
Salam.
---
Btw aku jiji sendiri kenapa aku bisa bikin pembukaan sok puitis kek diatas gitu :D :P

Komentar

BACA JUGA TULISAN YANG LAIN👇